Warna-Warni Si Bunga November
Bunga november merupakan nama
lain dari bunga krisan. Bunga ini dinamakan bunga november kerena bunga
tersebut mekar pada bulan november yaitu pada saat musim gugur atau dingin di
Eropa.
Bunga krisan |
Bunga krisan merupakan bunga
yang berasal dari negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Cina, dan Korea.
Bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, di antaranya merah, putih, kuning,
merah muda, biru, dan lain-lain. Musim Bunga krisan bersamaan dengan musim
gugur atau musim dingin. Tanaman ini masih tergolong ke dalam keluarga (family) yang sama dengan bunga aster
dan bunga daisy. Tanaman
krisan bisa menjadi tanaman musiman (annual) atau tahunan (parennial).
Jika siklus hidupnya hanya sampai menghasilkan bunga, tanaman ini termasuk
musiman, tetapi jika setelah tanaman dipanen bunganya kemudian tanaman
dibiarkan berbunga kembali secara periodik, maka tanaman ini termasuk tahunan.
Klasifikasi bunga krisan adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping
dua / dikotil)
Lain lubuk lain pula ikannya. Di setiap negara bunga krisan memiliki filosofi yang berbeda-beda. Di
Jepang, bunga krisan yang dilambangkan seperti matahari dan digunakan sebagai lambang
takhta kaisar. Lambang krisan ini juga digunakan sebagai lambang paspor Jepang.
Kelopak krisan juga digunakan sebagai lambang lencana yang digunakan oleh
anggota parlemen di Jepang. Beberapa kota di Jepang pun seringkali mengadakan
festival tahunan bunga krisan. Di Cina, bunga krisan dianggap bagaikan
bangsawan bunga. Di Amerika dan Indonesia, bunga krisan juga identik dengan
kebahagiaan. Di Indonesia, bunga krisan seringkali dijadikan sebagai bunga yang
biasa menghiasi pernikahan namun, di Perancis, bunga ini justru dipakai untuk
menghiasi kuburan.
Saat ini krisan termasuk bunga yang paling
populer di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan antara lain warna
bunganya cukup beragam seperti merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah
putih dan lainnya, Bunga krisan juga tahan lama dalam pot selama 10 hari.
Selain itu, bunga krisan juga memiliki jenis yang cukup banyak, sedikitnya ada
55 varietas atau jenis. Berikut adalah jenis-jenis bunga krisan:
1.
Chrysanthemum
aphrodite
2.
Chrysanthemum
arcticum
3.
Chrysanthemum argyrophyllum
4.
Chrysanthemum
arisanense
5.
Chrysanthemum
boreale
6.
Chrysanthemum
chalchingolicum
7.
Chrysanthemum
chanetii
8.
Chrysanthemum cinerariaefolium
9.
Chrysanthemum
coronarium
10. Chrysanthemum crassum
11. Chrysanthemum glabriusculum
12. Chrysanthemum hypargyrum
13. Chrysanthemum
indicum
14. Chrysanthemum japonense
15. Chrysanthemum japonicum
16. Chrysanthemum lavandulifolium
17. Chrysanthemum mawii
18. Chrysanthemum maximowiczii
19. Chrysanthemum mongolicum
20. Chrysanthemum morifolium
21. Chrysanthemum morii
22. Chrysanthemum okiense
23. Chrysanthemum oreastrum
24. Chrysanthemum ornatum
25. Chrysanthemum pacificum
26. Chrysanthemum potentilloides
27. Chrysanthemum segetum
28. Chrysanthemum shiwogiku
29. Chrysanthemum sinuatum
30. Chrysanthemum vestitum
31. Chrysanthemum weyrichii
32. Chrysanthemum yoshinaganthum
33. Chrysanthemum zawadskii
Dari beberapa jenis atau varietas, krisan
berwarna kuning dan hijau adalah yang paling banyak jenisnya. Persentasenya
bisa mencapai 90%, sementara sisanya adalah warna-warna lain
Budidaya bunga krisan dapat dikatakan tidak mudah
dan tidak sulit. Berikut adalah cara budidaya bunga krisan.
A. Syarat Tumbuh
a. Iklim
1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70- 80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
B. Media Tanam
1) Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
2) Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.
a. Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m dpl.
C. Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.
2) Penyiapan Bibit
Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu
a. Iklim
1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70- 80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
B. Media Tanam
1) Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
2) Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.
a. Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m dpl.
C. Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.
2) Penyiapan Bibit
Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu
b. Penyemaian Bibit
1. Penyemaian di bak
Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan.
Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
d. Pemindahan Bibit
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
1. Penyemaian di bak
Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan.
Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
d. Pemindahan Bibit
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
e. Pemeliharaan
Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.
2) Penyiangan
Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan rumput¬rumput liar.
3) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.
2) Penyiangan
Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan rumput¬rumput liar.
3) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
f. Panen
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Bunga krisan adlah bunga yang rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Berikut adalah hama dan penyakit yang biasa menyerang bunga krisan.
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Bunga krisan adlah bunga yang rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Berikut adalah hama dan penyakit yang biasa menyerang bunga krisan.
A. Hama
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
2. Thrips (Thrips tabacci)
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun. Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun. Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan
3. Tungau merah (Tetranycus sp)
Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat. Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat. Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
4. Penggerek daun (Liriomyza sp)
Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun. Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun. Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
B. Penyakit
1.
Karat/Rust
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan olehP horiana P.Henn. Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga. Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan olehP horiana P.Henn. Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga. Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
2.
Tepung oidium
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi. Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering. Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi. Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering. Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
3. Virus
kerdil dan mozaik
Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum
stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
Gejala:
tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal
daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat. Penyakit kerdil
ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun.
Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang
bergaris-garis. Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman
yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan
insektisida untuk pengendalian vektor virus.
0 comments:
Post a Comment