KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanfaatan
Ubi Kayu Bahan Sebagai Bioetanol tepat waktu.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
memenuhi tugas terstruktur mata pelajaran Kimia.Selain itu pembuatan makalah
ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini dapat selaesai tepat waktu.
Makalah “Pemanfaatan Ubi Kayu Sebagai Bioetanol “
ditujukan kepada :
1.Bapak Suroto,selaku
guru pembimbing mata pelajaran Kimia
2.Teman-teman kelas X
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan.
Purworejo,2011
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Berdasarkan
judul makalah maka latar belakang masalah makalah ini adalah kelangkaan,adalah kata yang sering kita dengar
baru-baru ini.Mulai dari kelangkaan air bersih,kelangkaan pangan,hingga
kelangkaan Bahan Bakar Minyak ( BBM ).Hal ini membuat masyarakat Indonesia termasuk pemerintah
Indonesia kebingungan mencari solusi yang tepat agar masyarakat Indonesia tetap
dapat menggunakan BBM karena mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar
masyarakat Indonesia mempunyai kendaraan bermotor yang membutuhkan bahan bakar.
Solusi pertama yang ditetapkan pemerintah adalah
mewajibkan kendaraan pribadi ( mobil ) menggunakan bahan bakar pertamax.Hal ini membuat masyarakat
Indonesia ada yang pro dan ada yang kontra.Hal ini disebabkan harga pertamax
yang lebih mahal daripada baha bakar premium,namun pemerintah memutuskan
kebijakan ini karena pertamax lebih ramah lingkungan daripada premium.Oleh
karena itu,pemerintah harus membuat kebijakn yang tidak memberatkan rakyat
salah satunya membuat bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang ramah
lingkungan dan menurut penulis bahan bakar alternative yang tepat adalah
bioetanol yang dapat dibuat dari kulit ubi kayu.
1.2.Tujuan
Berdasarkan
judul dan latar belakang masalah maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata pelajaran Kimia,makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan bagi pembaca bagaimana cara membuat bahan bakar bioetanol dari kulit ubi kayu,mengetahui prospek
pengembangan bioetanol dari ubi kayu, dan mengetahui
potensi pengembangan bioetanol dari ubi kayu.
1.3.Manfaat
Berdasarkan
judul makalah,latar belakang masalah,dan tujuan maka manfaat dari pembuatan
makalah “Pemanfaatan Ubi Kayu Sebagai
Bahan Bioetanol “ adalah informasi bagi pembaca tentang ubi kayu yang dapat dibuat sebagai bioetanol bahan
bakar alternatif pengganti premium.
1.4.Metode
Berdasarkan
judul makalah,latar belakang masalah,manfaat dan tujuan pembuatan makalah
maka,metode yang digunakan penulis untuk menyusun makalah ini adalah studi
pustaka yaitu mencari bahan
bacaan di internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.Bahan
Bakar Alternatif Pengganti Minyak Bumi
Pada zaman serba moderen ini sangatlah banyak
persoalan hidup yang dialami manusia seperti kelangkaan Bahan Bakar Minyak (
BBM ) yang terjadi baru-baru ini namun dalam zaman yang modern ini juga
berkembang teknologi yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar alternatif
pengganti minyak bumi.Macam – macam energy alternative pengganti minyak bumi
adalah sebagai berikut:
a. Bioetanol merupakan etanol
yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati.
b.
Biogas adalah adalah
sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk
memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar).
Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di
samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak
yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya
pertanian.Biodiesel dapat
diartikan juga gas
yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan
organik
c. Biodiesel adalah ahan
bakar motor diesel yang berupa ester
alkil(alkil asam-asam lemak yang dibuat melalui proses trans atau
esterifikasi alternatif
yang dapat digunakan sebagai pengganti BBM solar. Biodiesel dapat dibuat dari
berbagai macam minyak tumbuhan. Apabila minyak tumbuhan tidak ada atau mahal,
juga dapat digunakan limbah minyak goreng atau yang sering disebut minyak jelantah
sebagai bahan bakunya. Biodiesel dibuat dari minyak jelantah dengan proses
konversi trigliserida dalam minyak jelantah tersebut menjadi metil atau etil
ester dengan proses yang disebut transesterifikasi. Proses transesterifikasi
mereaksikan alkohol dengan minyak untuk memutuskan tiga rantai gugus ester dari
setiap cabang trigliserida. Reaksi ini memerlukan panas dan katalis basa untuk
mencapai derajat konversi tinggi dari minyak jelantah menjadi produk yang
terdiri dari biodiesel dan gliserin.
2.2.Bioetanol
Bioetanol
adalah bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai
minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang
merupakan campuran antara bensin dan bioetanol.Bioetanol merupakan etanol
yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai
bahan baku yang
banyak terdapat
di Indonesia, seperti singkong, tebu, aren, jambu mete, jagung, dan lain lain. Selain itu kita
bisa juga memproduksi Bioethanol dari hasil pertanian yang tidak layak/tidak
bisa dikonsumsi,
dari sampah/limbah pasar, limbah pabrik gula : tetes/mollases, apapun yang mengandung karbohidrat
& gula, dapat diproses menjadi bahan bakar /Biofuel.
Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi
gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, tanaman-tanaman seperti Jagung,
Tebu dan Singkong, limbah pasar, limbah pabrik gula: tetes/mollases dapat
dikonversi menjadi bahan bakar.Penggunaan bioetanol sebagai campuran BBM yang
sudah ada dapat mengurangi emisi karbon monooksida dan asap lainnya dari
kendaraan. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa negara yang sudah lebih dulu
mengaplikasikannya, seperti Brazil dan Jepang. Perkembangan bisnis bioetanol di
Indonesia seharusnya juga bisa menyamai kedua negara tersebut. Dengan
melimpahnya bahan baku, seharusnya kita bisa menggantikan sebagian pemakaian
BBM yang sudah semakin langka dengan bioetanol. Selain untuk bahan bakar (Fuel
Grade Ethanol), Bioethanol dapat digunakan untuk industri kimia, farmasi,
kedokteran, kosmetik, bahan baku aneka minuman, dan lain-lain.
2.3.Ubi
Kayu / Singkong/ Mannihot esculenta
Ubi kayu (Mannihot esculenta)
termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu
berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun,
bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa
mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu
dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan
air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai
telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai
daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.
.Menurut
penelitian yang dilakukan para ahli ubi kayu mempunyai
komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : – Kalori 146 kal –
Protein 1,2 gram – Lemak 0,3 gram – Hidrat arang 34,7 gram – Kalsium 33 mg –
Fosfor 40 mg – Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : –
Vitamin B1 0,06 mg – Vitamin C 30 mg – dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun
ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin A 11000 SI – Vitamin C 275 mg
– Vitamin B1 0,12 mg – Kalsium 165 mg – Kalori 73 kal – Fosfor 54 mg – Protein
6,8 gram – Lemak 1,2 gram – Hidrat arang 13 gram – Zat besi 2 mg – dan 87 %
bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim
peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.Berikut ini
adalah klasifikasi ubi kayu dalam ilmu taksonomi:
Kerajaan : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Subsuku : Crotonoideae
Tribe : Manihoteae
Marga : Mannihot
Spesies : M. esculenta
Biomassa
|
Jumlah biomassa (kg)
|
Kandungan gula (kg)
|
Jumlah hasil bioetanol (liter)
|
Biomassa : Bioetanol
|
Ubi Kayu
|
1.000
|
250-300
|
166,6
|
6,5 : 1
|
Ubi Jalar
|
1.000
|
150-200
|
125
|
8 : 1
|
Jagung
|
1.000
|
600-700
|
400
|
2,5 : 1
|
Sagu
|
1.000
|
120-160
|
90
|
12:1
|
Tetes
|
1.000
|
500
|
250
|
4:1
|
Sumber data : Balai Besar Teknologi Pati-BPPT,2006
Selain ubi kayu yangdimanfaatkan sebagai bahan makanan ubi kayu juga dapat dibuat bioetanol.Bagian yang dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol
ini adalah umbinya.Satu hal yang dapat menjadikan ubi
kayu sebagai bahan bioetanol adalah konversi biomassa menjadi bioetanol yang
tinggi.Berikut ini adalah table konversi biomassa menjadi bioetanol dari beberapa tanaman:
Dari
data tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa konversi biomasa menjadi
bioetanol milik ubi kayu paling tinggi dibandingkan ubi jalar,jagung,sagu,tetes
tetes.Biomassa sering disebut juga jenis tanaman.
2.4.Pengolahan Ubi
Kayu Menjadi Bioetanol
125 kg singkong segar dikupas, semua jenis dapat
dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil. Singkong yang telah
dicacah dikeringkan hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang
dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat
menyimpan sebagai cadangan bahan baku. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki
stainless steel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai
volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100 oC selama 0,5 jam.
Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan
mengental. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi.
Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin,
masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk
menguraikan 100 liter bubur pati singkong, perlu 10 liter larutan cendawan
Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta
sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dikulturkan pada bubur gaplek yang telah
dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang
biak dan bekerja mengurai pati.
Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2
lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu,
lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan
kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang
disukai bakteri
Saccharomyces untuk hidup dan
bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan
air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan
gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah
kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih
optimal. Fermentasi berlangsung anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Agar
fermentasi optimal, jaga suhu pada 28-32 oC dan pH
4,5-5,5. Setelah
2-3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa
endapan protein. Di
atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6-12
% etanol.
Sedot larutan etanol dengan
selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan
protein. Meski telah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya,
lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu
78 oC atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol
lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100 oC.
Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan
kembali menjadi etanol cair.
Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak
dapat larut dalam bensin. Agar larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut
etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol
95% itu dipanaskan 100 oC. Pada suhu itu, etanol dan air
menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya
berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga
diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol
99%, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan pendahuluan dan
pembahasan maka kesimpulan dari makalah
“Pemanaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Bioetanol” adalah pada massa ini
kelangkaan sering terjadi mulai dari kelangkaan pangan,air bersih,hingga kelangkaan
Bahan Bakar Minyak (BBM).Oleh karena
itu,kita harus pandai menciptakan bahn bakar alternative pengganti minyak
bumi.Seperti yang telah dijelaskan,salah satu bahan bakar alternative yan dapat
dibuat adalah bioetanol dari ubi kayu/singkong/ Mannihot esculenta.
DAFTAR PUSTAKA
2 comments:
berapa nih nilainya??
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan ENZYM GLUCO AMYLASE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Post a Comment